oleh: Dju
http://www.entry-indonesia.com/
LANANG ditulis dalam gaya thriller, plot cerita novel ini sungguh menegangkan. Karakter tokoh-tokohnya pun rumit dan penuh intrik. Dengan pendekatan konspirasi, novel ini dapat menjadi bacaan kritis bagi yang tertarik pada isu-isu sosial.
JAKARTA (11/5/2008) MIHALY Illes, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia mengatakan, saat membaca novel Lanang karya Yonathan Rahardjo ini, dirinya merasakan kemiripannya dengan kesusastraan Eropa abad ke-20. Misalnya novel Prancis Plague (Penyakit Pes) karya Albert Camus atau karya-karya Géza Csáth dalam kesusastraan Hungaria.
"Kita harus menghadapi kehadiran simbolik, mistik, rasional, dan irasional secara bersamaan. Sebagai 'pemula' dalam kesusastraan Indonesia, saya membandingkannya dengan Harimau–Harimau karya Mochtar Lubis. Musikalitas dan plastisitas deskripsi dalam novel ini luar biasa, seperti skenario film," kata Mihaly.
Sementara Prof Charles Ranggatabbu, pakar Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada mengatakan novel (Dokter Hewan) Lanang mengangkat kisah kemanusiaan dokter hewan dan seluk-beluknya secara rinci, gamblang dan imajinatif dalam menyelidiki misteri kematian hewan dalam jumlah besar, yang memengaruhi hajat hidup masyarakat dan bangsa.
Jatuh bangunnya Drh. Lanang dalam menyelidiki kasus penyakit penyebab kematian hewan itu merupakan cermin apa yang sesungguhnya terjadi di bidang kedokteran hewan dan peternakan di tanah air, dengan menggunakan dasar ilmiah dan dikembangkan sebagai fiksi dengan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
Novel yang patut menjadi bacaan "wajib" bagi kalangan kedokteran hewan dan peternakan serta peminat seni sastra pada umumnya. "Penyajiannya sangat inspiratif dan menjadi jembatan emas antara dunia ilmiah kedokteran hewan dan dunia kemanusiaan (humaniora)," kata Charles. (dju)
LANANG ditulis dalam gaya thriller, plot cerita novel ini sungguh menegangkan. Karakter tokoh-tokohnya pun rumit dan penuh intrik. Dengan pendekatan konspirasi, novel ini dapat menjadi bacaan kritis bagi yang tertarik pada isu-isu sosial.
JAKARTA (11/5/2008) MIHALY Illes, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia mengatakan, saat membaca novel Lanang karya Yonathan Rahardjo ini, dirinya merasakan kemiripannya dengan kesusastraan Eropa abad ke-20. Misalnya novel Prancis Plague (Penyakit Pes) karya Albert Camus atau karya-karya Géza Csáth dalam kesusastraan Hungaria.
"Kita harus menghadapi kehadiran simbolik, mistik, rasional, dan irasional secara bersamaan. Sebagai 'pemula' dalam kesusastraan Indonesia, saya membandingkannya dengan Harimau–Harimau karya Mochtar Lubis. Musikalitas dan plastisitas deskripsi dalam novel ini luar biasa, seperti skenario film," kata Mihaly.
Sementara Prof Charles Ranggatabbu, pakar Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada mengatakan novel (Dokter Hewan) Lanang mengangkat kisah kemanusiaan dokter hewan dan seluk-beluknya secara rinci, gamblang dan imajinatif dalam menyelidiki misteri kematian hewan dalam jumlah besar, yang memengaruhi hajat hidup masyarakat dan bangsa.
Jatuh bangunnya Drh. Lanang dalam menyelidiki kasus penyakit penyebab kematian hewan itu merupakan cermin apa yang sesungguhnya terjadi di bidang kedokteran hewan dan peternakan di tanah air, dengan menggunakan dasar ilmiah dan dikembangkan sebagai fiksi dengan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.
Novel yang patut menjadi bacaan "wajib" bagi kalangan kedokteran hewan dan peternakan serta peminat seni sastra pada umumnya. "Penyajiannya sangat inspiratif dan menjadi jembatan emas antara dunia ilmiah kedokteran hewan dan dunia kemanusiaan (humaniora)," kata Charles. (dju)
No comments:
Post a Comment