Pages

Search Here

Windry Ramadhina: Novel yang memang tidak melalui proses editing lantaran penulisnya terlalu sayang pada karyanya sendiri?

novel yang memang tidak melalui proses editing lantaran penulisnya terlalu sayang pada karyanya sendiri

oleh:
Windry

http://missworm.multiply.com/journal/item/125

hari ini, yusi dan sulak membahas penyuntingan. masih mengangkat novel lanang sebagai korban, novel yang memang tidak melalui proses editing lantaran penulisnya terlalu sayang pada karyanya sendiri. sebenarnya, sudah sejak lama saya menyadari pentingnya editing. terlebih sejak saya tahu bahwa kebanyakan penerbit indonesia tidak mengedit dengan benar. jadi, tidak ada salahnya kalau penulis mampu mengedit secara mandiri.

yusi memberi tips-tips teknis seputar apa saja yang perlu diedit, sementara sulak seperti biasa menyimpang semaunya dari topik. tapi toh sulak patut diberi kecupan mesra hari ini. dia mengajari kami cara mengembangkan karakter di dalam naskah kami. sulak mengangkat topik ini karena dalam diskusi lanang kemarin, lisabona menyinggung masalah ini.

tips cara mengembangkan karakter itu bukanlah tips klise yang biasa dikeluarkan guru-guru menulis. menurut saya, itu ilmu yang cukup langka. dan karena ulasan sulak hari ini, saya menemukan rangkaian konflik batin dalam novel masa depan saya: jendela putih/ home (entah kapan saya akan menulis novel ini. mungkin setelah metropolis).

kelas berakhir pukul empat seperti biasa, tetapi kami kongkow sampai gelap. masih membahas lanang dan saya melapor pada yusi, "saya dibilang antek yusi, mas." hahaha. lalu, saya baru sadar bahwa menjadi antek yusi berarti sama dengan menjadi antek tuk. yusi - sulak - zen hae - tuk. but the hell with that, emangnya penting ya siapa jadi antek siapa? toh topik paling seru hari ini adalah gosip 'si itu gay atau bukan?' :D.

di perjalanan pulang, yusi bertanya pada saya, "memang aldi tidak pernah bolos ya, win?"

"aldi sih datang terus, mas. aryo pernah bolos sekali. regina juga. wiwin. riski. juwi sering." (memang selalu silih berganti hahaha, walau banyak juga yang selalu hadir).

"kamu selalu datang ya, win?"

saya selalu datang.

bahkan di dua pertemuan terakhir, saya datang dalam keadaan radang dan vertigo. saya terlalu sayang melewatkan satu pertemuan pun. saya terlalu sayang melewatkan yusi dan sulak. mereka adalah mentor-mentor yang bagus. sebelumnya, saya hanya mengenal yusi dan sulak lewat karya mereka, sambil bermimpi bisa bertemu langsung.

No comments: