Pages

Search Here

Pro Kontra 1-40

http://www.goodreads.com/review/show/22478991?page=3

Dimulai oleh: Windry

Windry's review
rating:

Yusi said,
"saat mental kalian sedang drop, buka buku ini. halaman berapa saja. tertawa-lah. dan kalian akan merasa lebih baik.
karena masih banyak yang lebih buruk dari tulisan kalian.
dan tulisan itu menang sayembara DKJ."
:D

comments

message 1: by Pera 05/18/2008 10:56AM
serius nih?
.
message 2: by nanto (last edited 05/18/2008 11:47AM) 05/18/2008 11:44AM
lepas dari benar tidaknya komentar yang dikutip di review itu, konon katanya memang disarankan untuk melakukan yang sama ke setiap penulis besar, yang dikagumi sekalipun. Entah karena masih ada kesalahan seremeh apapun itu, kayak salah ketik ato ungkapan yang ngaco. Yang hebat ada kurangnya, bisa jadi yang belum hebat juga ada lebihnya. Alias, Membesarkan hati kalo lagi terserang demam minder.
.
message 3: by Windry (last edited 05/18/2008 07:24PM) 05/18/2008 07:15PM
Pera: baca saja auw silakan dan lihat bagaimana struktur bahasa di buku ini berantakan. bagaimana logika tidak mendukung plot dengan kuat. menunjukkan ketidakterampilan dan ketidakjernihan *menulis kan kegiatan berpikir jernih*
Nanto: mas, buku ini ngga hebat :D really. saat tahu buku ini memenangkan sayembara (walaupun bukan juara satu), kami komentar, "oh semudah itu menang sayembara DKJ?"
bukan kesalahan2 kecil (detil terlupa, salah ketik atau 'de javu' seperti yang kerap muncul di cerpen2 kompas, but they are on all pages. kurasa, semangat menulis yang besar tapi tidak diimbangi semangat editing yang besar juga. editing adalah hal paling krusial, bukan sekedar koreksi eyd tapi juga masalah logika cerita, bab, paragraf, kalimat, kata.
pertanyaan termanis siy ... juri-nya siapa tho?
btw, diskusi buku ini akan berlangsung di TIM hari jumat tgl 23 jam 2 siang, dengan salah satu pembicara Yusi Pareanom (pemilik Banana Publisher).
.
message 4: by Au 05/18/2008 07:27PM
euw... sungguh, diriku jadi penasaran *mudah penasaran* :D
.
message 5: by Windry 05/18/2008 07:29PM
beliii *promosi mode on*. wajib punya. *kok ironis?*
.
message 6: by -syl- 05/20/2008 09:58PM
Wah kalo gitu elo kudu hadir tuh Wind, buat 'bedah' ni buku sampe tuntas di TIM nanti :D
.
message 7: by Windry 05/20/2008 10:00PM
hadiiir diriku hadir! mau jadi suporter Yusi :D wakakaka
.
message 8: by Amang "1984" 05/20/2008 10:03PM
info diskusi bisa diliat di link ini:
http://www.goodreads.com/event...
.
message 9: by -syl- 05/20/2008 10:11PM
Yusi yang jadi pembantainya yaa?? opss.. I mean, pembicara :D
.
message 10: by Windry 05/20/2008 10:13PM
yep, Yusi jadi tokoh antagonisnya wakakaka
malemnya ada Teater Garasi, Syl di Luwes IKJ
.
message 11: by -syl- 05/20/2008 10:15PM
Kyaaa.. kalo teater pengeeennn!! Eh bukannya teater Ras? ntu tuh yang mentasin Rashomon or something?
.
message 12: by Windry 05/20/2008 10:17PM
iyak itu juga ada. waktunya barengan, beda gedung (situ situ juga). Garasi sih udah cukup terkenal bagusnya. kalau Ras, aku belum pernah tahu.
.
message 13: by -syl- 05/20/2008 10:21PM
Luwes tuh yang sebelah mana Wind? daku takut nyasar, ntar disangka artis trus diajak mentas bareng.. *whoopsss mesti siap bawa foto bertanda-tangan nih*
.
message 14: by Windry 05/20/2008 10:23PM
wah pertanyaan bagus :D *ngga tahu juga wakakakaka*
Luwes itu gedung teaternya IKJ dan IKJ ada di belakang TIM, masuknya lewat pintu TIM juga.
.
message 15: by -syl- 05/20/2008 10:26PM
Yo wes, berbekal peta buta dan arahan yang sangat jelas dari Windry *jelas-jelas gak tau tempatnya :p* gue coba deh melangkah kebalik semak-semak IKJ nyari gedung Luwes. Paling² nyasar nyampe ke masjid.
.
message 16: by Pakcik 05/22/2008 12:23AM
Windry punya persepsi begitu setelah membaca bukunya atau setelah mendengar ulasan Yusi ?
.
message 17: by Windry (last edited 05/22/2008 07:52PM) 05/22/2008 07:51PM
hehehehe ... saya bukan murid buta, sayang sekali. di kelas, kami para murid saja mengritik cerpen Sulak kok kalau emang ngga oke. peraturan di kelas: tidak ada yang boleh sakit hati.
by the way ... yep, i've read the book (kami sekelas membacanya). have you, Paman? kalau sudah baca (dengan teliti dan jernih), Paman pasti juga melihat bagaimana gramar tidak digunakan dengan jernih di buku itu. dan dengar-dengar, om Yon memang menolak editing. so ... i think we have the answer :D
.
message 18: by Pakcik 05/22/2008 08:05PM
Ya, sudah dibaca Win. Karena aku bukan pembaca yang rajin, maka aku jarang sekali membaca. Yang aku baca adalah yang memang ingin kubaca. LANANG kubaca juga dengan jernih. Pasti itu, aku ndak mau dong waktuku sia-sia dengan membaca tanpa mengambil manfaat dari bacaanku.
Dalam membaca LANANG, aku mengalami antusias menuntaskan buku ini naik turun. Aneh memang. Apalagi bila mentelengi Grammar (tatabahasa maksudnya, kan Win ?)nya.. Cuma aku kurang begitu terpaku dalam urutan teks ya..terlebih persoalan Grammar ini. Bila bahasa adalah arbitrase, tatabahasa apakah tidak mungkin pula berada pada wilayah yang masih dapat didiskusikan ?
Buku ini seakan tuturan mas Yon ke telingaku. Menurutku ini sebabnya aku jadi tidak objektif dalam memberikan penilaian, sebab aku hafal lantunan suara dan isi suara mas Yon. Kalau Windry dan pembaca lain memperhatikan kata pengantar yang ditulis mbak Medy Loekito, mungkin sudah mendapatkan kunci untuk menikmati buku ini selain dari melakukan tindakan forensik pada sisi tatabahasa dan plot dan logika dan..dan..dan...
Sebab buku ini memang NOVELPUISI. Dan dalam menafsirkan puisi, aku biasanya tidak mempercayai teks 100%.
Dan aku tidak tahu apakah mas Yon menolak editing atau tidak. Rasaku ini gak perlu menjadi satu argumen bagiku untuk menikmati novelpuisi ini..hehehehe..
salam DownUnderTheGround
pakcik
.
message 19: by Windry 05/22/2008 08:29PM
saya prosais tulen len len len, Paman. jadi kejernihan adalah salah satu hal penting yang saya perhatikan.
apa yang dilakukan om Yon di buku ini berbeda dengan kenakalan-kenakalan om Joni dalam membelokkan aturan gramar. walau om Joni sering membuang subyek dalam kalimat-kalimatnya, pembaca tidak tersesat. mereka tetap menerima transfer informasi yang jernih dari penulis. ini sebenarnya hal yang kemarin kami bahas di kelas. kami (prosais) tidak bisa membuat pembaca bingung dalam prosa.
saat ada sebuah paragraf menggunakan 'dia' atau 'mereka' ... pembaca harus tahu pasti siapa yang dirujuk. dan tentunya, kalimat-kalimat di dalam paragraf itu sangat mempengaruhi hal ini.
frase 'bisik lirih', misalnya. hal sepele yang bagi kami krusial. prosa tidak sepadat puisi tapi prosais juga tidak bisa membiarkan satu kata tertulis percuma.
atau 'bebunyian logam-logam sebagai peralatan standar sapi perah bertumbuk dengan gelas-gelas botol, etc.' something wrong with this sintence. apa yang seharusnya menjadi 'peralatan'? apakah bebunyian atau logam? apa yang 'bertumbuk' dengan gelas-gelas botol? apakah bebunyian atau logam? ini kejernihan yang kami bahas. juga logika kalimat tersebut. apakah bebunyian memang bisa bertumbuk? dan mengapa bertumbuknya dengan gelas-gelas botol? kata 'sebagai' memang hanya 7 karakter tapi wow, efeknya besar terhadap pemahaman kalimat.
yep, we do this kind of thing di kelas. kami kerjanya mempreteli karya. *korban-korbannya: pena kencana, laskar pelangi, ayat-ayat cinta, hubbu, dan forever apa gitu*
metafora daun-daun ikut getir saat si tokoh sedih sih bikin aku ngga bisa menikmatinya sebesar orang lain :D
solusi terbaik, ya editing. tulisan yang pertama kali keluar dari kepala kita tidak pernah menjadi tulisan final. karena pekerjaan editing dengan menulis adalah pekerjaan berbeda.
tapiii silakan yang ingin menikmati buku ini. toh saya hanya penulis amatir tanpa nama yang bisanya hanya menyesatkan ehehehe :D *om Pinang mode on ... eh om Pin sih ngga amatir yak*
.
message 20: by gieb 05/22/2008 09:01PM
dan itulah sastra! sastra adalah tujuan ziarah kemerdekaan pemikiran. (lepas dari persoalan teknis tulisan yang pada dasarnya bisa dipelajari)
sastra mungkin tidak bisa memberikan nilai yang baik dan buruk. tapi sastra bisa menawarkan keharmonisan hidup. sastra bisa menghadirkan permenungan. sastra memberikan penjernihan jiwa. pada gilirannya sastra bisa mengerem kerakusan, penjajahan, kekuasaan, ketidakadilan.
dus, mari, berdamai dengan tetek bengek teknis. pikirkan hakikatnya sebuah karya sastra. sebuah pola pikir untuk memerdekakan pikiran.
gieb,
sekedar penikmat. tak lebih. itu saja.
.
message 21: by Pakcik (last edited 05/22/2008 09:09PM) 05/22/2008 09:05PM
Hmmm, jadi prosa itu ketat logika. Juga terhadap metafor yang ada di dalamnya. Begitu ya Win.. Bagaimana dengan Olenka ? Windry udah baca Olenka ?
Dan saya tidak pernah membaca buku karena tertarik nama penulisnya. Sesuai pesan Ali ra. Jadi bagi saya semua penulis sama besarnya. Karena kerja menulis sebenarnya adalah kerja ilmiah yang memiliki prosedur-prosedur ketat. Bukan kerja mbengong sambil megang mug kopi terus nulis. Hehehehe...
Jadi asyik nih diskusinya..
.
message 22: by Caklul 05/22/2008 09:11PM
Hehehehehe... kalau gramernya berantakan... berarti tulisan tersebut tidak bisa dibaca, dong...
Ajari aku dong, Windry... Bagaimana cara membaca gramer yang salah... Aku belum pernah ikutan semacam TOEFEL untuk bahasa Indonesia.
Aku juga pengen belajar gaya bahasa.. antara gramer dengan gaya bahasa itu beda, kan? Sebab, sering sekali saya memosisikan sama antara gaya bahasa dengan gramer...
Aku juga sering bingung tentang ejaan. Sering kali saya susah membedakan kata "sekedar" dengan "sekadar". Ketika aku buka KBBI Onlen, kata "sekedar" diberi tanda tanya (?), katamu, lewat seseorang, yang benar "sekedar". Lalu, kutunjukkan kata "kadar" pada teman kita, dan di sana terdapat kata "sekadar". Pengalamanku membuka kamus selalu berangkat dari kata dasar, bukan kata yang sudah berimbuhan... Untuk itu aku juga ingin belajar pada Windry.
Please... ajari aku juga membaca Lanang menjadi tidak nyaman... Sebab, aku sudah baca dari halaman 1-416, dengan sedikit selip-selip, aku merasa nyaman... apa yang salah dari cara bacaku, ya?
.
message 23: by Windry (last edited 05/22/2008 09:24PM) 05/22/2008 09:13PM
Gieb:
buat saya, teknis bukan tetek bengek :D *maaf yaaa*. tapi ada perbedaan besar antara TIDAK TAHU dengan NAKAL. penyelewengan teknis akan menjadi asyik kalau yang menyelewengkan memang sadar dia sedang melakukan penyelewengan. dan itu karena dia sudah faseh hal tetek bengek teknis.
Paman:
kalau metafor siy lebih ke selera, Paman. seperti pilihan rasa cheese cake. mau blueberry atau marble?
iyaaaw aku sudah baca Olenka. one of my fave :D.
.
message 24: by Windry (last edited 05/25/2008 12:49AM) 05/22/2008 09:17PM
hehehe, Caklul kayaknya lebih jago dari aku deh. aku siy masih hijau. PR-ku masih menumpuk di meja. *sok merendah*
sekadar dan sekedar dua-duanya baku, mas. keduanya ada di kamus. bisa jadi diambil dari 'kadar' bisa jadi dia tidak berasal dari kata dasar manapun. but some editors say, 'baku ngga baku ditentukan dari mayoritas pemakaian wakakaka.'
jadi kalau Lanang secara majority dibilang bagus, ya bagus :D. selesai perkara hehehe.
btw, keknya ngga ada hubungannya yak nyinggung2 masalah KBBI dengan pembahasan novel lanang. dan ya, gramar dan gaya bahasa memang dua hal yang berbeda. lalu? arah pembicaraan itu ke mana? penyindiran? pengujian? penyudutan? hehehe, yang mana saja boleh deh. just bring it on!
btw, lanjut nanti saja di TIM? gotta go niy. Bintaro jauh.
.
message 25: by Pakcik 05/22/2008 09:23PM
Dalam Olenka Windry tidak terganggu ? Mengapa ? pasti bukan karena itu bukunya pak Budi Dharma dong ya.
Di Olenka banyak betul aturan tatabahasa yang tidak lazim kutemukan. Banyak betul metafor yang menurutku kurang logis di sana. Kalau memakai cara Windry membaca, aku akan meletakkan kembali buku Olenka curianku (nyuri punya sepupu sekitar 20 tahun silam..hehehe)ke lemari tanpa meyelesaikannya.
Tapi, persoalan selera dan gaya memang ndak bisa seragam. Kalau aku sih cheese cake sama aja, sama-sama mahal dan enak. Hehehehehe
.
message 26: by Windry 05/22/2008 09:26PM
aku baca Olenka sekitar November 2007, Paman (sudah lama sekali yak). aku belum baca lagi satu minggu atau dua minggu belakangan ini :D konon, aku berubah bitchy dengan cepat.
.
message 27: by gieb 05/22/2008 09:37PM
selamat menjadi polisi sastra!
gieb.
.
message 28: by Amang "1984" 05/22/2008 09:49PM
seumur-umur baca sastra, baru tahu kalo ada polisi sastra.
polisi sastra apaan sih?
.
message 29: by Inez 05/22/2008 10:11PM
dalam puisi, "kenakalan" yang dimaksud mungkin yang biasa disebut dengan licentia poetica ya, di mana seorang penyair dapat menciptakan/menyusun kata-kata untuk mendapatkan keseimbangan bunyi yang dapat melahirkan rasa keindahan. asal jangan licentia poetica dijadikan pembenaran dalam penggunaan tata bahasa yang ngawur. seperti penggunaan prefiks "di" yang seharusnya disambung, dan preposisi "di" yang seharunya dipisah. (duh, mumet nih sama kesalahan "di-di" ini). saya sependapat dengan Windry dalam hal ada perbedaan besar antara TIDAK TAHU dan NAKAL. NAKAL (licentia poetica) misalnya, dalam kaidah bahasa Indonesia preposisi tidak boleh digunakan untuk menunjukkan waktu. apabila ingin menunjukkan waktu digunakan preposisi "pada". jadi bukan "di zaman modern" melainkan "pada zaman modern". tetapi dalam puisi, penyair diperbolehkan "melanggar" kaidah tata bahasa tadi demi keindahan. sebagai contoh, alih-alih menuliskan "pada subuh matamu", dia menuliskannya "di subuh matamu". sedangkan TIDAK TAHU (tidak peduli), ya simply tidak ambil pusing dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. gitu sih kalo' menurut saya. (seperti bahasa saya yang campur aduk seperti sekarang ini. huehehehe)
saya tidak tahu kesalahan tata bahasa apa yang terdapat dalam buku "Lanang" karena baru 2 jam yang lalu saya beli bukunya(dan sudah lapor Mas Yon :D). dan gak tahu juga kapan sempat membacanya secara (nah ini baru kesalahan tata bahasa yang ruarrr biasa) hutang baca masih banyak. jadi silakan dilanjutkan diskusinya karena saya sangat menikmatinya :D.
salam peace, love and gaul ah...
.
message 30: by gieb 05/22/2008 10:34PM
sebuah karya lahir dari ikhtiar yang letih dari seorang pengarang. saya menghargai pada titik ini. (lulus penataran P4 nih). hehe.
gieb.
.
message 31: by Inez 05/22/2008 10:39PM
seperti saya yang menghargai pendapatan tiap bulan yang lahir dari kerja rodi 11 jam sehari (bulan tua nih) :D.
.
message 32: by gieb 05/22/2008 10:48PM
waduh. kantor saya malah sudah gajian nih. hehe.
gieb.
.
message 33: by chaula (last edited 05/22/2008 11:40PM) 05/22/2008 11:21PM
om gieb,
ada pesen dari mba windry >> tolong bawakan nasi uduk kebon kacang ke TIM buat dianya, karena dianya lapar par par :D
.
message 34: by Amang "1984" 05/22/2008 11:29PM
kok malah ngomongin gaji. kalo gajih, saya punya banyak nih. :P
.
message 35: by Windry (last edited 05/23/2008 09:40AM) 05/23/2008 09:34AM
lapor! sudah ikutan diskusi Lanang di TIM. nanti kubuat laporannya secara tertulis kalau ndak capai. diriku habis dari TIM, keluyuran dulu nonton seminar industri film di prasetya mulya *ngapaiiin coba* :D
Gieb:
polisi sastra apa sih? *ngga gaul mode on*
Amank:
peluuuks *tanpa sebab* ekekekeke
Mba Inez:
iya masalah di-di-an itu memang bikin pingin nge-cheese meluluk huahahaha. mau bagaimana lagi, mba. kalau naik busway, tulisan di loketnya aja salah :D
.
message 36: by Pakcik 05/23/2008 08:45PM
Ayo Win, buruan tuliskan laporannya...
Aku kemarin nggak berhasil memberanikan diri mengajukan permohonan izin ke atasan untuk pulang lebih awal. Jadi, kini aku berharap banyak terhadap ulasan atau laporan dari mereka-mereka yang hadir di acara itu.
*mencoba berbahasa Indonesia yang baik dan benar..hehehe*
.
message 37: by Windry (last edited 05/25/2008 12:51AM) 05/24/2008 05:26AM
hem ... laporan ya? harus ya? *tiba-tba berubah pelit*
.
message 38: by Windry (last edited 05/25/2008 07:36AM) 05/25/2008 03:17AM
http://missworm.multiply.com/j...
oh betewe,
ibu saya dokter hewan dan ayah saya tukang jagal sapi. problematika sehari-hari ibu saya berputar di isu flu burung (membakar ayam dan menyatroni rumah-rumah yang berisi banyak unggas), sementara ayah saya sibuk mengejar penyelundup uang produksi sapi potong.
keduanya tidak mengerti sastra, tetapi keduanya tetap tahu bahwa cairan vagina kering dengan sangat cepat.
no offence, hanya joke saja :D
.
message 39: by Inez (last edited 05/25/2008 08:48AM) 05/25/2008 08:47AM
jadi udah nih diskusinya?
apa itu novel puisi? apa faktor-faktor yang menjadikan Lanang disebut novel puisi? lalu mengapa menyandingkannya dengan Olenka?
ada apa dengan Olenka sampai bisa membuat "bitchy" dengan cepat? bagaimana menjawab Lanang yang dibandingkan dengan Olenka?
kalo' buat saya, salah satu novel terdahsyat adalah "Ziarah" karya Iwan Simatupang. kenapanya? tunggu setelah pesan-pesan berikut ini. huehehe...
jadi udah nih? yeeee....
.
message 40: by chaula (last edited 05/25/2008 08:58AM) 05/25/2008 08:56AM
udah aja apa ya mba? atau lanjut lagi?
liat besok deh mba, besok banyak yang ngejunk keknya :p
diriku ambil posisi di antek penyimak, pembelajar jadi tidak harus pegel mata untuk jadi pembaca. antek perusuh aja deh deh *wakakaka error >,<>,< ) .

No comments: