Pages

Search Here

Dedy Tri Riyadi: Lanang di Reboan #2 Pasar Malam



Menghentakkan Sajak Lewat Musikalisasi

- semacam laporan kegiatan Sastra Reboan #2


oleh:
Dedy Tri Riyadi

Pada Acara Sastra Reboan 28 Mei 2008 yang lalu, ada suatu upaya yang menarik dari orang-orang tertentu dalam mendekatkan sajak terhadap masyarakat. Salah satunya adalah lewat musikalisasi sajak. RICH Band, yang tampil untuk kedua kalinya di acara ini, mendapat pujian dari Remmy Soetansyah karena syair lagu yang mereka bawakan sangat puitis. Sementara Remmy Soetansyah sendiri menggelar karya musikalisasi sajaknya lewat sebuah proyek bernama Anak Angin. Suara Legis yang melengking tinggi ditambah aransemen apik dari Yockie Suryoprayogo, malam itu ditampilkan dalam bentuk "karaoke" – karena format full band belum bisa disiapkan, tambah Remmy - membius sekitar 100 orang undangan yang datang dari berbagai komunitas dan kalangan. Membawakan tiga buah karya musikalisasi sajak dengan format pembacaan sekaligus musikalisasi ini, Anak Angin menjadi daya tarik tersendiri pada malam itu.

Acara Sastra Reboan malam itu diawali dengan bedah novel Lanang. Febby Indirani yang bertindak sebagai moderator cukup kewalahan menjembatani kritik novel tersebut dari Mustafa Ismail yang berlawanan dengan dukungan terhadap novel Lanang dari sisi keprofesian dan ilmu pengetahuan dari drh. Suli Teruli Sitepu. Lahirnya novel yang kontradiktif semacam itu memang menjadi fenomena pada ranah sastra di tanah air. Dikatakan kontradiktif mengingat Mustafa Ismail berpendapat format dan isinya kurang menarik, tetapi dari sisi tema dan perambahan tema sangat berbeda dan nyata.

Setelah diskusi, undangan dikejutkan dengan aksi Teater Pintu 310, yang mengenakan jubah hitam dan riasan menakutkan, pimpinan Bung Kelinci alias Iwan Sulistiawan yang mengomandani dengan memainkan drum itu mempertanyakan kepada kita semua tentang arti "sesembahan" yang sejati, dengan judul karya "Syair Berhala" adaptasi dari puisi Emha Ainun Najib. Dilanjutkan dengan persembahan 2 buah lagu karya sendiri dan 1 lagu cover version dari anak-anak Eiffel Band yang datang jauh-jauh dari Serang. Kabar duka meninggalnya kakek dari keyboardist mereka, menjadikan ada hening cipta sebentar yang dipimpin oleh Manajer Eiffel Band.

Tak lengkap rasanya, Sastra Reboan tanpa pembacaan puisi. Oleh karena itu, tampillah Jorgy, Ney, Maya Pramana (semuanya dari komunitas BungaMatahari), Rini Fardhiah, Ashar Nasution yang selalu menyamar sebagai "blalang_kupukupu", dan Slamet Widodo. Salah seorang penampil, Cut Desi tampil dengan format Video Puisi. Sebuah perpaduan unik ketika puisi dibacakan dilatarbelakangi dengan pemutaran video via proyektor.

Slamet Widodo rupanya tidak hanya mampu membuat para undangan terpingkal-pingkal dengan puisinya yang berjudul "Susu", tetapi juga membuat gebrakan baru dengan dijadikannya beberapa sajaknya menjadi lagu anak-anak yang dibawakan oleh Sammy dan Sasha – yang mengatasnamakan dirinya menjadi S2S – jebolah AFI Junior Indosiar.

"Mistery guest" pada acara Reboan kali ini adalah Binhad Nurohmat, penyair kontemporer Indonesia, tampil dengan sebuah puisi pendek – yang dikatakan bermakna sangat panjang;

Tuhan, beri aku perempuan.
Perempuan, beri aku Tuhan.

Tom & Roy, sebuah band tampil lagu-lagu sendiri yang sangat bluesy, menjadi jeda untuk penampilan Dipi dari Komunitas Kapasmerah – UBK yang menampilkan monolog cerita pendek. Dan sebelum puncak acara yang dirancang mendadak pada malam itu, tampillah Dyas memusikalisasi dua buah puisi dengan gitar akustik.

Sebagai puncak acara, Elex Yo Band yang digawangi Dion, dkk. menampilkan lagu-lagu yang unik dan menarik. Jadi, sajak atau puisi memang bisa didekatkan kepada masyarakat dalam bentuk apapun. Salah satunya dengan memusikalisasi sajak, atau membuat lirik lagu yang puitis. Inilah kesan yang dapat ditangkap dari Sastra Reboan yang kedua kali ini.


Ada Banyak Band dan Musikalisasi Puisi

Reboan yang ke 2 telah dilangsungkan tanggal 28 Mei yang lalu. Reboan kemarin mendapat respon yang sangat menggembirakan karena tampilnya 3 band indie, 1 format karaoke musikalisasi puisi, dan penampilan duo Dion & Rhindra yang menamakan dirinya "Elex Yo Band" di akhir acara. Ditambah hadirnya duo S2S (Sammy dan Sasha) anak-anak jebolah AFI Junior Indosiar yang membawakan lagu anak-anak yang liriknya ditulis oleh penyair A. Slamet Widodo.

Di tengah acara, penyair kontemporer Indonesia, Binhad Nurrohmat yang identik dengan puisi-puisinya yang menggunakan idiom-idiom alat kelamin tampil dengan sebuah puisi pendeknya yang katanya bermakna sangat panjang. Acara Reboan ke 2 bahkan molor hingga pukul 24.00 WIB dari rencana pukul 22.30 yang dijadwalkan. Hal ini karena meriahnya sambutan terhadap band-band indie yang tampil, termasuk asyiknya hadirin dengan musikalisasi puisi "Anak Angin" yang merupakan garapan Yockie S (eks God Bless, Gong 2000 & Kantata Takwa) dan Remmy Soetansyah.

Band RICH yang sedang menjajakan album perdananya ke major label dipuji banyak hadirin karena lirik-lirik lagu mereka yang puitis, sedangkan Tom & Roy sebuah band yang digawangi oleh anak-anak jalanan sangat menghibur dengan tone-tone yang bluessy. Band Eiffel yang datang jauh-jauh dari Serang, tampil sebagai pembuka acara dengan dua lagu milik sendiri, dan sebuah cover version dari d'massive yang sedang popular "Cinta ini membunuhku" membuat hadirin yang kebanyakan karyawan kantoran ikutan membuat koor panjang mengikuti musik.

Reboan kemarin memang kurang banyak penampil yang membawakan puisi, tetapi dengan adanya diskusi novel Lanang oleh Mustafa Ismail, redaktur budaya koran Tempo, dan drh Suli Teruli cukup menghangatkan khasanah sastra malam itu. Aksi teatrikal Pintu 310 pimpinan Bungkelinci yang menterjemahkan puisi Emha Ainun Najib "Syair Berhala" pun memukau hadirin.



No comments: