Pages

Search Here

Muhrishol Yafi: KISAH PETERNAKAN DALAM KARYA SASTRA


Agustus 24, 2009 pada 3:25 am  (resensi buku)

KISAH PETERNAKAN DALAM KARYA SASTRA

Judul Buku : Lanang

Penulis : Yonathan Rahardjo

Penerbit : Pustaka Alvabet,Tangerang

Cetakan : I,Mei 2008

Halaman : xxi+416 halaman

Habiburrahman El-Shyirazi mempunyai hak untuk menggunakan setting suasana negara Mesir, dalam penulisan novel ayat-ayat cinta,Budi Darma juga mempunyai hak untuk menggunakan setting kehidupan orang Amerika Serikat dalam novel “olenka”nya. Pun,demikian pula dengan Yonathan Rahardjo,penulis novel ini juga mempunyai hak untuk memakai setting negaranya sendiri dalam menuturkan cerita yang dibangun pada novel ini.

Novel ini ditulis oleh seorang dokter hewan, yaitu sebuah profesi yang kurang populer bila dibandingkan dengan dokter umum ataupun dokter gigi. Munculnya dokter hewan sebagai seorang pengarang atau lebih serius disebut sastrawan sepertinya bukan terbilang baru,karena sebelumnya kita sudah mengenal Taufik Ismail,Asrul Sani dan bila ditarik ke masa lampau kita juga mengenal Marah Rusli,sang pengarang roman Siti Nurbaya,itupun juga dokter hewan.

Tapi ada yang unik dari kehadiran Yonathan kali ini,keunikan itu terletak pada tema cerita yang dipilih, yaitu tema kesehatan hewan dan peternakan,sebuah tema yang sesuai dengan profesinya,dan tema yang belum pernah diangkat oleh sastrawan yang juga dokter hewan sebelumnya.

Pengangkatan tema itu sepertinya sebagai wujud kegelisahan hati sang pengarang pada perkembangan peternakan dan kesehatan hewan yang terjadi di negaranya. Apalagi,sang pengarang selain sebagai dokter hewan ternyata dia juga seorang jurnalis,dia menggawangi majalah INFOVET,sebuah majalah yang yang mengulas masalah peternakan dan kesehatan hewan.

Tokoh utama dalam novel ini diperankan oleh Lanang,yang berprofesi sebagai dokter hewan dan bekerja pada sebuah koperasi yang terletak di pegunungan. Alkisah pada suatu ketika Lanang dikejutkan oleh kematian seekor sapi perah milik seorang peternak,lanang mencoba untuk mendiagnosa penyebab kematian sapi itu,tapi ia tak mampu. Penyakit sapi itu sangat misterius,hanya menyerang sapi perah saja dan sangat sulit diobati bahkan lebih parah lagi penyakit itu menjadi wabah dan menghabiskan semua populasi sapi perah di daerah pegungan itu.

Lanang sebagai dokter hewan merasa penasaran dengan penyakit misterus itu,ia mencari tahu tentang penyebab penyakit itu secara ilmiah tapi belum juga ketemu,ia melakukan pengembaraan kesana kemari,untuk mendapatkan jawaban atas penyebab kematian semua sapi perah di wilayah pegunungan itu.

Ia juga melaporkan wabah ini pada pemerintah terkait,dan pemerintah juga belum dapat memastikan apa penyebab kematian sapi-sapi itu. Iapun menjadi gamang,hingga pada suatu ketika ia dikejutkan oleh pernyataan seorang dukun hewan yang bernama Rojikun,dukun itu mengatakan bahwa penyebab kematian ternak itu adalah burung babi hutan. Dan pemerintah kemudian juga mengumumkan bahwa penyebab wabah itu adalah burung babi hutan.

Lanang sendiri yang pernah bertemu burung itu sebelum wabah itu terjadi sebenarnya menyetujui pernyataan itu,tapi ia adalah seorang dokter hewan, yang harus mendasari semua keputusannya dengan teori ilmiah, sedang dukun mendasari keputusannya dengan mistik.

Meskipun ia menyetujui pernyataan dukun itu sekaligus menyutui pernyataan pemerintah,tapi ia masih belum yakin dengan jawaban itu,ia ingin jawaban yang lebih ilmiah. Anehnya sebelum penyebab penyakit itu dapat dengan pasti ditemukan,tapi banyak tawaran obat yang datang untuk menangkal penyakit itu, dan Lanang mencium ketidakberesan yang terjadi dalam merebaknya wabah ini.

Ia terus melakukan penelusuaran penyebab kematian sapi-sapi itu,dan dikemudian hari ia bertemu dengan Doktor Dewi,seorang perempuan cantik yang pernah jadi kekasihnya dulu sewaktu masih kuliah,dan sekarang sedang menekuni bidang rekayasa genetik.

Doktor itu menyatakan bahwa penyebab kematian sapi itu memang benar adalah burung babi hutan,tapi kebenaran itu hanyalah sebuah ilusi,karena penyebab sesungguhnya adalah kemalasan dan kebodohan dari manusia.

Penyakit itu muncul karena kemalasan manusia untuk melakukan usaha keras agar mendapat hasil yang memuaskan,kemalasan itu ditandai dengan menggunakan bahan transgenik pada ternak mereka,bahan yang dapat meningkatkan produksi ternak sapi perah sebanyak dua puluh persen.

Dan kebodohan itu dapat dilihat dari tidak kritisnya manusia dalam menerima produk itu,manusia hanya mau enaknya saja padahal efek dari bahan itu akan berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Diantara bahaya itu adalah adanya resiko terkena penyakit gula darah,atau diabetus,meningkatkan resiko kanker payudara,kanker prostat dan kanker usus besar.

Produk tansgenik itu ternyata disebarkan oleh sebuah perusahaan pakan ternak,yang dapat merusak pertahanan tubuh ternak terhadap penyakit,sehingga ternak sangat mudah terserang penyakit dan satu-satunya obat penangkal penyakit itu hanya dimiliki oleh persahaan itu. Dan ternyata pula perusahaan itu telah bekerjasama dengan pemerintah yang berwenang. Untuk melancarkan bisnisnya perusahaan itu memberi upeti pada pemerintah.

Misteri wabah penyakit yang menyebabkan kematian sapi perah hanyalah sebagai teka-teki yang membuat pembaca ingin terus menyusuri tek yang dibangun Yonathan. Tapi sebenarnya didalam novel ini terdapat banyak sekali rahasia tentang kondisi peternakan dan kesehatan hewan di nusantara,dan yang membuat novel ini mempunyai nilai lebih adalah adanya transfer ilmu terutama bidang bioteknologi dan kesehatan hewan pada pembaca. Karena dalam novel ini banyak sekali dicantumkan teori-teori bioteknologi dan kesehatan hewan.

Oleh:Muhrishol Yafi,Koresponden Majalah Poultry Indonesia

No comments: